Minggu, 06 Januari 2013

PERTEMUAN 8

TCP/IP Versi 4

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini  disebut sebagai oktet.
Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Desimal  : 167.205.206.100
Biner      : 10100111.11001101.11001110.01100100

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

  • Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
  • Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.

IP Address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu :
Kelas A
Format                        : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama                 : 0
Panjang NetID             : 8 bit
Panjang HostID           : 24 bit
Byte pertama              : 0-127
Jumlah                         : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Deskripsi                     : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang besar
Kelas B
Format                        : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama                 : 10
Panjang NetID             : 16 bit
Panjang HostID           : 16 bit
Byte pertama              : 128-191
Jumlah                         : 16.384 kelas B
Deskripsi                     : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Kelas C
Format                        : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama                 : 110
Panjang NetID             : 24 bit
Panjang HostID           : 8 bit
Byte pertama              : 192-223
Jumlah                         : 2.097.152 kelas C
Deskripsi                     : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D
Format                        : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
Bit pertama                 : 1110
Bit multicast                : 28 bit
Byte inisial                  : 224-247
Deskripsi                     : Digunakan untuk keperluan IP multicasting (RFC 1112)
Kelas E
Format                        : 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
Bit pertama                 : 1111
Bit cadangan               : 28 bit
Byte inisial                  : 248-255
Deskripsi                     : Dicadangkan untuk keperluan eksperimental

Aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang akan digunakan :
1. Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’.(‘Loopback’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri).

2. Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan
menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.

3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan  tidak menunjukan suatu host.

4. Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).

5. Network ID atau Host tidak boleh sama dengan 127. Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

6. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255. Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar